Alumni IPDN Harus Jadi Perekat Republik

By Admin

nusakini.com--Ikatan Keluarga Alumni Perguruan Tinggi Kepamongprajaan (IKAPTK) menggelar reuni akbar, Kamis (5/4). Berbagai kegiatan digelar. Salah satunya apel reuni akbar yang dilakukan di lapangan rektorat kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) di Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat. 

Apel reuni akbar sendiri dipimpin langsung oleh Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo yang bertindak sebagai inspektur upacara. Sebelum Tjahjo memberi arahan, Ketua Umum IKAPTK, Reydonnyzar Moenek yang mengawali memberi sambutan.Reydonnyzar Moenek sendiri tak lain adalah Wakil Rektor IPDN. 

Dalam sambutannya, Reydonnyzar mengatakan para alumni IPDN harus jadi negarawan yang berdiri di atas semua golongan. Dan para alumni yang sekarang tersebar di berbagai daerah, juga harus fokus menjaga momentum pembangunan. 

"Pertemuan akbar para alumni sendiri dilakukan mulai dari tanggal 4 sampai 6 April," kata Reydonnyzar. 

Saat ini, lanjut Reydonnyzar, jumlah alumni IPDN dari berbagai angkatan, mencapai 58 ribu orang. Menurutnya, acara reuni akbar ini, semacam kegiatan untuk menyegarkan memori kenangan saat dididik kawah candradimuka bernama IPDN. Sekaligus menguatkan komitmen berbakti pada negeri. Ada berbagai acara dalam reuni akbar. Selain apel reuni,juga digelar IPDN expo, dan seminar nasional dengn narasumber Menkopolhukam dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. 

"Selain itu juga akan digelar rapat kerja nasional IKAPTK, juga malam keakraban alumni dengan praja IPDN. Nanti, para pedagang dan asongan, masyarakat dibolehkan masuk (ke kampus)," katanya. 

Di acara yang sama Rektor IPDN, Ermaya Suradinata mengungkapkan sejumlah perubahan yang telah dilakukan di kampus penghasil para birokrat tersebut. Kata dia, mulai tahun 2018, disetujui pembentukan fakultas baru di IPDN, yakni Fakultas Hukum Pemerintahan. Juga ada berapa program studi baru,antara lain manajemen desa dan bencana alam, program teknologi pemerintahan, dan kepamongan. 

"Juga telah dibentuk lembaga riset dan pengkajian teknologi pemerintahan. Diharapkan alumni memanfaatkan lembaga riset ini. 

Selain itu, telah dilaksanakan penempatan alumni IPDN ke seluruh pelosok dan daerah terpencil di Indonesia. Menurut Ermaya, itu semua adalah wujud pengabdian. Alumni IPDN, adalah abdi rakyat yang harus jadk perekat persatuan bangsa. 

"Terkait dengan kekerasan, Alhamdulillah tahun 2018, sampai bulan April ini zero, tak ada kekerasan. Mudah-mudahan ini bisa dipertahankan," katanya. 

Saat ini, kata Ermaya, jumlah alumni IPDN mencapai 58 ribu orang. Mereka mengabdi pada negara di berbagai level jabatan, mulai dari eselon I sampai ada yang menjadi gubernur, bupati, walikota dan wakil kepala daerah. Bahkan ada yang jadi Duta Besar. Alumni IPDN juga banyak dibutuhkan kementerian dan instansi lain. 

"Sudah 21 kementerian meminta alumni,ini pengabdian. Ini buktikan alumni IPDN di butuhkan. Di KPK, Kemenhan, Menkopolhukam,Kemenlu, bahkan di Kemenkes, ada alumni IPDN," kata dia. 

Perubahan lainnya, kata Ermaya, menyangkut sistem rekrutmen calon praja yang sudah dilakukan online. Dan sistem seleksi calon praja diapresiasi oleh KPK. "Dapat penghargaan dari KPK," katanya. (p/ab)